Penyebab kematian Charles Darwin kembali terkuak. Jika sebelumnya ilmuwan kontroversial dengan teori evolusi yang mencuatkan asal nenek moyang manusia dari kera ini ,penyebab kematiannya diduga akibat depresi dan infeksi serangga, kini ilmuwan Australia menemukan fakta baru.
Saat memasuki kehidupan dewasa, Darwin diketahui menderita banyak serangan penyakit akibat aktivitas panjangnya berlayar di lautan yang terus berlanjut setelah perjalanannya selesai.
Gejala-gejala yang panjang dari penyakitnya ini seperti, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, perut kembung, masalah kulit antara lain eksim dan bisul.
“Episode penyakit ini sering muncul dan telah benar-benar melumpuhkan Darwin yang sering terkurung di sofa dalam keadaan mual selama berhari-hari, bahkan dialami ketika ia dalam kondisi senang,” kata Hayman.
Darwin sebelumnya telah didiagnosa menderita berbagai macam penyakit psikologis mulai dari kondisi murung, neurasthenia, gangguan panik, agrophobia bahkan tekanan terhadap rasa marah atas kemauan ayahnya, kegugupan hubungan dengan istrinya, hingga rasa bersalah akibat konflik dengan kepercayaan agamanya.
Diagnosa fisiknya juga memasukkan gangguan penyakit Meniere, keracunan arsenik, dan penyakit Chagas dari gigitan serangga di Amerika Selatan.
Seorang ahli anatomi dari University of Melbourne ( John Hayman,) percaya Darwin kemungkinan terkena sindrom muntah-muntah periodik/cyclical vomiting syndrome (CVS) yang diwarisi dari ibunya. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam British Medical Journal.
“Orang yang mengalami sindrom muntah-muntah periodik gejalanya di perut, peredaran darah, otak termasuk sakit kepala dan gelisah,” kata Hayman seperti dilansir dari ABC, Senin (14/12/2009).
“Orang yang mengalami sindrom muntah-muntah periodik gejalanya di perut, peredaran darah, otak termasuk sakit kepala dan gelisah,” kata Hayman seperti dilansir dari ABC, Senin (14/12/2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar